Ini adalah video perjalanan pulang saat kami ke Puncak Pass dan Masjid Atta'awun Puncak.#jalurpuncak#videoperjalananvirtual#adipamungkas Musik Dalam Video In
Citizen6, Jakarta Siapa yang tak mengenal masjid indah yang terletak di kawasan puncak? Mesjid yang diberi nama At-Ta’awun adalah mesjid yang paling banyak dikunjungi oleh banyak orang yang menyempatkan untuk beribadah atau hanya sebatas bersinggah untuk sejenak beristirahat. Termasuk saya sendiri yang selalu menyempatkan bersinggah di mesjid tersebut untuk beribadah sholat dan sejenak beristirahat manakala perjalanan saya dari Cianjur menuju ibu kota Jakarta. Di balik keindahannya mesjid At-Ta’awun di Puncak saya mempunyai kisah tersendiri dan mungkin kisah ini juga dirasakan oleh banyak orang yang secara tidak sengaja mengalaminya. Kisah ini saya alami sekitar tahun 2012. Pada saat itu saya ada sebuah perjalanan ke Jakarta untuk studi banding ke salah satu perguruan tinggi di Jakarta, saya dan teman-teman singgah sebentar di mesjid tersebut untuk menjalankan ibadah sholat Dzuhur. Seperti biasanya setelah selesai sholat saya berjalan-jalan di sekitar halaman mesjid hanya untuk mengambil foto, ditengah perjalanan saya bertanya pada salah satu marbot mesjid yang sedang memberesihkan halaman masjid untuk menunjukan dimana saja saya boleh mengambil foto untuk diabadikan, sang marbot menunjukkan tempat yang boleh untuk berfoto dengan santun dan ramahnya. Setelah lama mengambil banyak foto bersama teman saya, saya menerima kabar untuk segera berkumpul ditempat yang sebelumnya menjadi tempat berkumpul kami, sambil berjalan saya bertemu dengan marbot mesjid tersebut namanya Kang Asep, berniat hanya untuk berterima kasih, tapi dalam benak saya tertarik untuk menanyakan di balik siapa yang mempunyai mesjid indah ini. Sang marbot menceritakan bahwa pemilik mesjid sering sekali mengunjungi mesjidnya ini. Dia pemilik mesjid terkenal orang kaya yang sangat baik dan mempunyai beberapa penginapan di kawasan puncak ini. Di tengah perjalanan saya juga kembali bertemu dengan marbot yang menunjukan tempat saya boleh berfoto, saya juga ucapkan terima kasih dan marbot itu mengucapkan “sama-sama, jangan sungkan kalau lewat ke puncak mampir lagi aja sini kan bisa foto-foto” ujar bapak marbot mesjid itu sambil tersenyum. Ingin tahu cerita selengkapnya? Baca langsung di sini **Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Anggraeni Riani (2019) Pelaksanaan akad wadiah pada produk tangkas plus iB di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al-Salaam Cileungsi Bogor. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Anggraeni, Rini (2019) Evaluasi belanja langsung pada Pemerintah Daerah Kota Bandung tahun anggaran 2013-2017. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

– Bagi Anda yang pernah tahu, bahkan sering mengunjungi Cisarua, Puncak, Bogor, pastinya sudah tak asing lagi dengan Masjid Atta’awun’. Masjid ini sering dijadikan tempat singgah para pengguna jalan untuk mendirikan salat, atau hanya sekedar beristirahat untuk melepas lelah. Selain asri, masjid ini juga terbillang cukup megah denga segala fasilitas yang menyenangkan. Maka, tak heran, jika banyak orang yang menyempatkan diri untuk salat di masjid tersebut. Di balik keindahan masjid tersebut, ada kisah tersembunyi yang begitu menggetarakan jiwa. Berikut kisah lengkapnya Terpisah Cukup Lama Cerita nyata ini mengisahkan dua orang sahabat yang terpisah cukup lama, mereka adalah Ahmad dan Zaenal. Ahmad adalah seorang yang pintar sekali, bisa dibilang dia cukup cerdas. Tapi sayangnya, kehidupannya kurang beruntung secara ekonomi. Sedangkan Zaenal, terlahir dari keluarga yang berkecukupan sehingga dapat mendukung karir dan masa depannya. Setelah terpisah cukup lama, mereka akhirnya dipertemukan disebuah tempat yang istimewa, ya, di koridor wudhi toilet sebuah masjid megah dengan arsitektur cantik yang memiliki view pegunungan kebun the yang terhampar hijau di bawahnya. Masjid tersebut bernama Masjid Atta’awun’ yang berada di daerah puncak, Bogor. Kehidupan Zaenal semakin makmur, sebab dia sudah menjadi seorang manager kelas menengah. Necis. Parlente. Tapi tetap menjaga kesalehannya. Ia memiliki kebiasaan, setiap kali keluar kota, Zaenal selalu menyempatkan diri menyambangi masjid di kota yang ia singgahi. Untuk memperbaharui wudhu, dan sujud syukur. Syukur-syukur masih dapat waktu yang diperbolehkan shalat sunnah, maka ia shalat sunnah juga sebagai tambahan. Seperti basa, setibanya di Puncak Pas, Bogor. Ia mencari masjid, ia pinggirkan mobilnya, dan bergegas masuk ke masjid yang ia temukan. Di sanalah ia menemukan Ahmad. Cukup terperangah Zaenal ini. Ia tahu sahabatnya ini meski berasal dari keluarga tak punya, tapi pintarnya minta ampun. Zaenal tidak menyangka bila berpuluh tahun kemudian ia menemukan Ahmad sebagai merbot masjid. Pertemuan Keduanya “Maaf,” katanya menegor sang merbot. “Kamu Ahmad kan? Ahmad kawan SMP saya dulu?” Yang ditegur tidak kalah mengenali. Lalu keduanya berpelukan, Ahmad berucap, “Keren sekali Kamu ya Mas… Manteb…”. Zaenal terlihat masih dalam keadaan memakai dasi. Lengan yang digulungnya untuk persiapan wudhu, menyebabkan jam bermerknya terlihat oleh Ahmad. “Ah, biasa saja…” Zaenal menaruh iba. Ahmad dilihatnya sedang memegang kain pel. Khas merbot sekali. Celana digulung, dan peci didongakkan sehingga jidatnya yang lebar terlihat jelas. “Mad… Ini kartu nama saya…” Ahmad melihat. “Manager Area…”. Wuah, bener-bener keren.” “Mad, nanti habis saya shalat, kita ngobrol ya. Maaf, kalau kamu berminat, di kantor saya ada pekerjaan yang lebih baik dari sekedar merbot di masjid ini. Maaf…” Ahmad tersenyum. Ia mengangguk. “Terima kasih ya… Nanti kita ngobrol. Selesaikan saja dulu shalatnya. Saya pun menyelesaikan pekerjaan bersih2 dulu… Silahkan ya, yang nyaman”. Sambil wudhu, Zaenal tidak habis pikir. Mengapa Ahmad yg pintar, kemudian harus terlempar darik kehidupan normal. Ya, meskipun tidak ada yang salah dengan pekerjaan sebagai merbot, tapi merbot… ah, pikirannya tidak mampu membenarkan. Zaenal menyesalkan kondisi negerinya ini yg tidak berpihak kepada orang-orang yang sebenarnya memiliki talenta dan kecerdasan, namun miskin. Air wudhu membasahi wajahnya. Sekali lagi Zaenal melewati Ahmad yang sedang bersih-bersih. Andai saja Ahmad mengerjakan pekerjaannya ini di perkantoran, maka sebutannya bukan merbot. Melainkan “office boy”. Tanpa sadar, ada yang shalat di belakang Zaenal. Sama-sama shalat sunnah sepertinya. Zaenal Bertemu Marbot yang Sesungguhnya Setelah menyelesaikan shalatnya Zaenal sempat melirik. “Barangkali ini kawannya Ahmad,” gumamnya. Zaenal menyelesaikan doanya secara singkat. Ia ingin segera bicara dengan Ahmad. “Pak,” tiba2 anak muda yang shalat di belakangnya menegur. “Iya Mas?” “Pak, Bapak kenal emangnya sama bapak Insinyur Haji Ahmad?” “Insinyur Haji Ahmad?” “Ya, insinyur Haji Ahmad” “Insinyur Haji Ahmad yang mana?” “Itu, yang barusan ngobrol sama Bapak” “Oh… Ahmad… Iya. Kenal. Kawan saya dulu di SMP. Emangnya udah haji dia?” “Dari dulu udah haji Pak. Dari sebelum beliau bangun ini masjid” Kalimat itu begitu datar. Tapi cukup menampar hatinya Zaenal, “Dari dulu sudah haji. Dari sebelum beliau bangun masjid ini” Anak muda ini kemudian menambahkan, “Beliau orang hebat Pak. Tawadhu’. Saya lah yg merbot asli masjid ini. Saya karyawannya beliau. Beliau yang bangun masjid ini Pak. Di atas tanah wakafnya sendiri. Beliau biayai sendiri pembangunan masjid indah ini, sebagai masjid transit mereka yg mau shalat. Bapak lihat hotel indah di sebelah sana? Itu semua milik beliau. Tapi beliau lebih suka menghabiskan waktunya di sini. Bahkan salah satu kesukaannya, aneh. Yaitu senangnya menggantikan posisi saya. Karena suara saya bagus, kadang saya disuruh mengaji saja dan azan”. Zaenal tertegun, entah apa yang ada di hati dan di pikiran Zaenal saat itu. Terdapat pelajaran dari kisah pertemuan kedua sahabat itu. Jika Ahmad itu adalah kita, mungkin begitu bertemu dengan kawan lama yang sedang melihat kita membersihkan toilet, segera kita beritahu posisi kita yang sebenarnya. Dan jika kemudian kawan lama kita ini menyangka kita merbot masjid, maka kita akan menyangkal dan kemudian menjelaskan secara detail begini dan begitu. Sehingga tahulah kawan kita bahwa kita inilah pewakaf dan yang membangun masjid ini. Tapi kita bukan Haji Ahmad. Dan Haji Ahmad bukannya kita. Semoga ia selamat dari rusaknya nilai amal, sebab ia tetap tenang dan tidak risih dengan penilaian manusia. Haji Ahmad merasa tidak perlu menjelaskan apa-apa. Dan kemudian Allah yang memberitahu siapa dia sebenarnya. [su_box title=”Baca Juga” style=”glass”] Kisah Kuli Bangunan yang Berhasil Dirikan Masjid dan Rumah Tahfiz [/su_box] “Al mukhlishu, man yaktumu hasanaatihi kamaa yaktumu sayyi-aatihi” Orang yang ikhlas itu adalah orang yang menyembunyikan kebaikan-kebaikannya, seperti ia menyembunyikan keburukan-keburukan dirinya.” [Ya’qub YahimaHullah, dalam kitab Tazkiyatun Nafs].
TanahDijual di Cisarua, Bogor, Jawa Barat seharga Rp 220150000. Bisa Nego ️ KPR ️Strategis ️Agen Resmi & Terpercaya ️. Nomor Listing LA62DF99850A869ID
Terletak di pinggir jalan raya Puncak-Bogor, Masjid Atta'Awun tak pernah kehilangan daya tariknya. Berada di ketinggian 2.000 meter, membuat Masjid Atta'Awun menjadi lokasi yang pas untuk menikmati keindahan kawasan puncak seperti hamparan hijaunya kebun teh yang asri.
Berada di pinggir Jalan Raya Puncak-Bogor, Masjid Atta'awun seakan tidak pernah kehilangan magisnya sejak dibangun tahun 1987. Uniknya, ikon wisata religi di Kota Hujan ini berada di ketinggian 2.000 meter. Spot yang pas untuk menikmati keindahan hamparan kebun teh hijau yang asri. Desain bangunan masjid begitu memikat, ditambah kubah besar Ciliwung represented by observation station, which is Atta'awun-Ancol, it divided into 14 segments and 6 segments. The simulation BOD's curve result that, the highest pollution load was in the

Masjid Atta'awun Puncak Bogor - Selain dingin, penyewaan vila, kebun teh dan parahlayang, apa hal lain yang terlintas dalam benak kalau dengar kata Puncak Bogor? Yup, Masjid Atta'awun. Tempat ibadah umat muslim ini juga merupakan salah satu ikon terkenal dari daerah beriklim sejuk ini.

CianjurHotel Jl. Raya Cipanas Km 81,3 Desa Pacet Kecamatan Gadog Kabupaten Cianjur Jawa Barat Tel: 0263-516480 Fax:0263-516479 Website: Hotel Denpasar - www.hotelcianjur.com Simak juga: Cianjur Hotel, Kota Denpasar TokoOen pertama kali dibuka di kota Yogyakarta Pada tahun 1910 ibu Liem Gien Nio (”Oma Oen”) mendirikan toko kue di Yogyakarta, yang jaman dulu bertempat di jl.

MasjidAt Ta'awun Puncak Bogor, desgin bangunannya bagus dan pemandangan di sekelilingnya juga bagus.Tempat parkir di bawah sebelah kanan masjid.Masjid At Ta

Camat, pemdes, dengan pihak pemilik lahan sudah diundang ke Dinas Kesehatan untuk pendatangan berita acara dan penyerahan sertifikat aslinya. "Kita berharap, pembangunan gedung Puskesmas Cangkurawok bisa cepat teralisasi dan tidak lagi numpang ke lahan IPB," bebernya. Wisata Religi di Kawasan Wisata Puncak Bogor: Masjid Atta'awun, Simbol
dctLF.
  • oeccsi659e.pages.dev/189
  • oeccsi659e.pages.dev/906
  • oeccsi659e.pages.dev/847
  • oeccsi659e.pages.dev/892
  • oeccsi659e.pages.dev/347
  • oeccsi659e.pages.dev/532
  • oeccsi659e.pages.dev/968
  • oeccsi659e.pages.dev/114
  • pemilik masjid atta awun puncak bogor