Hari Ke 1 11 / 03 / 12 Surabaya – Tuban Jawa TimurDari Banjarmasin Rombongan berangkat pagi hari tiba di Surabaya, untuk kemudian ziarah ke makam Sunan Ampel. Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju Gresik ziarah ke makam Sunan Gresik, dan makam Sunan Giri, Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Lamongan untuk ziarah ke makam Sunan Drajat, kemudian dilanjutkan perjalanan menuju kota Tuban untuk ziarah ke makam Sunan Bonang. Makan siang dan makan malam akan di sajikan di rumah makan local hari cek in Hotel di Muria acara bebas / istirahat.1. Makam Sunan Ampel 2. Makam Sunan Gresik 3. Makam Sunan Giri 4. Makam Sunan Drajat 5. Makam Sunan BonangHari Ke 2 12 / 03 / 12 Muria - Kudus – Demak Jawa TengahSetelah sholat subuh, rombongan akan check out hotel untuk melanjutkan perjalanan ziarah menuju makam Sunan Muria, perjalanan dilanjutkan menuju Kudus untuk ziarah ke makam Sunan Kudus. Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Demak ziarah ke makam Sunan Kalijaga di Kadilangu serta mengunjungi Masjid Agung Demak. Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Kota siang dan makan malam akan di sajikan di rumah makan local hari cek in Hotel di Anugerah Palace Hotel Solo-acara bebas / istirahat.6. Makam Sunan Muria7. Makam Sunan Kudus8. Makam Sunan KalijagaHari Ke 3 13 / 03 / 12 Di Solo Acara Haul Habib Ali Simtuddurar Jawa Tengah Bermalam di Hotel Anugerah PalaceHari Ke 4 14 / 03 / 12 Di Solo Acara Haul Habib Ali Simtuddurar Jawa TengahHari Ke 5 15 / 03 / 12 Cirebon Jawa BaratSetelah sholat Ashar, dari Solo rombongan akan check out hotel untuk melanjutkan perjalanan menuju Cirebon guna ziarah ke makam Sunan Gunung Jati, kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Bogor ziarah ke makam Empang Bogor, setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Jakarta untuk ziarah ke makam Luar siang dan makan malam akan di sajikan di rumah makan local setempat. Malam hari istirahat dihotel acara bebas / istirahat.9. Makam Sunan Gunung Jati Hari Ke 6 16 / 03 / 12 Jakarta Ø Makam Habib Abdullah bin Muhsin Al-Atthas - Kramat Empang Bogor Ø Makam Habib Husien bin Abu Bakar Al-Aydrus - Kramat Luar Batang Jakarta UtaraØ Makam Habib Hasan bin Muhammad al Haddad - Priuk - Koja Jakarta UtaraØ Makam Habib Balawi, Al-Syathiri, Al-Qudsi - Kp. Bandan Jakarta UtaraØ Makam Habib Ali bin Abdulrahman Al-Habsyi - Kwitang Jakarta PusatØ Makam Habib Ali bin Husien Al-Atthas – Condet Jakarta Timur Ø Makam Habib Utsman Betawi - Pondok Bambu Jakarta Timur Ø Makam Habib Ahmad bin Alwi al Haddad - Kuncung - Kalibata Jakarta Selatan Persiapan Balik Menuju Banjarmasin Kalimantan Selatan
Setelahitu melanjutkan perjalanan menuju gresik ziarah ke makam sunan gresik, dan makam sunan giri, setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju lamongan. Di sepertiga malam, akhirnya rombongan ziarah mp beristirahat di salah satu masjid besar di daerah pekalongan. Daftar Harga Sewa Bus Pariwisata di Lampung Terbaru Paket sewa mobil ziarah wali songo; Rute ziarah wali songo
sumber foto Kesembilan orang itu kemudian terkenal sebagai Wali Songo. Atas jasa-jasanya, mereka dikenang sebagai tokoh penting Indonesia. Karena itulah tradisi ziarah ke makam Wali Songo menjadi rutin dilakukan oleh banyak masyarakat Jawa pada khususnya. Lantas, dimana aja sih makam Wali Songo? Mister sudah merangkumnya untuk kamu! 1. Makam Sunan Ampel di Surabaya sumber foto Sunan Ampel memiliki nama asli Raden Rahmat. Beliau menjadi wali yang paling tua di antara yang lainnya. Sunan Ampel juga menjadi pendiri pesantren Ampel Denta, yang merupakan pesantren tertua di Jawa. Makam Sunan Ampel ini berada dalam kawasan wisata budaya Surabaya, berdekatan dengan area pecinan Kya Kya Kembang Jepun dan Kampung Arab Jawa Timur. Arsitektur gerbangnya mengadopsi gaya Eropa. 2. Makam Sunan Giri dan Sunan Gresik di Gresik sumber foto Sunan Giri memiliki nama asli Raden Paku. Beliau merupakan murid dari Sunan Ampel. Lokasi makamnya berada agak jauh dari pusat Kota Gresik, yakni di puncak sebuah bukit di Kebomas, Gresik. sumber foto Sunan Gresik memiliki nama asli Syekh Maulana Malik Ibrahim. Beliau merupakan keturunan ke-22 Nabi Muhammad. Makamnya berada dekat dengan pusat Kota Gresik yang mudah dijangkau. 3. Makam Sunan Bonang di Tuban sumber foto Sunan Bonang yang memiliki nama asli Raden Makhdum Ibrahim merupakan anak dari Sunan Ampel. Semasa hidupnya, Sunan Bonang dikenal sebagai yang paling gencar memasukkan Islam dalam kesenian Jawa, seperti membuat lagu Tombo Ati yang hingga kini masih dikenal secara luas. Makam Sunan Bonang berlokasi di sebelah barat Masjid Agung Tuban, tepatnya di salah satu sisi alun-alun Kota Tuban, Jawa Timur. 4. Makam Sunan Drajat di Lamongan sumber foto Sama seperti Sunan Bonang, Sunan Drajat adalah anak dari Sunan Ampel. Sunan Drajat memiliki nama asli Raden Qasim. Lokasi makam Sunan Drajat berada di daerah wisata Lamongan di atas bukit tinggi dan dikelilingi pepohonan yang luas. Di sekitar makam Sunan Drajat dibangun Museum Sunan Drajat dan bisa dikunjungi masyarakat umum secara gratis. 5. Makam Sunan Kudus di Kudus sumber foto Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shadiq. Semasa hidupnya, Sunan Kudus menmiliki peranan penting di Kesultanan Demak, yakni sebagai panglima perang, penasihat Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim peradilan makamnya gak jauh dari Masjid Kudus yang memiliki bangunan menara mirip dengan candi Hindu. Uniknya, makam Sunan Kudus diletakkan di tengah bangunan menyerupai Joglo. 6. Makam Sunan Muria di Jepara sumber foto Sunan Muria yang memiliki nama asli Raden Umar Said ini merupakan anak dari Sunan Kalijaga. Letak makam Sunan Muria berada di Gunung Muria, sehingga untuk kamu yang ingin ziarah ke makam Sunan Muria, harus siap mendaki gunung, ya! 7. Makam Sunan Kalijaga di Demak sumber foto Sunan Kalijaga memiliki nama asli Raden Said. Dalam berdakwah, Sunan Kalijaga menggunakan wayang kulit dan tembang suluk untuk mengajarkan Islam ke dalam kehidupan masyarakat Jawa yang kaya akan budaya dan kesenian. Lokasi makamnya berada di pinggiran Kota Demak, tapi cukup dekat dengan kompleks pemakaman keluarga Kerajaan Demak. Makam-makam ini menjadi wisata sejarah dan religi populer di Demak. 8. Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon sumber foto Sunan Gunung Jati yang memiliki nama asli Syarif Hidayatullah menjadi dalang dari berkembangnya Cirebon sebagai pusat dakwah. Gak heran jika sampai sekarang, Cirebon terkenal akan wisata religinya. Lokasi makam Sunan Gunung Jati berada di salah satu daerah di Kota Cirebon. Makam Sunan Gunung Jati ini dihiasi ornamen dan piring antik dari China karena semasa hidupnya pernah menikahi Putri Ong Tien dari negara China sehingga budaya Tiongkok tampak dalam peninggalan sejarah di Cirebon.
Kawasanmakam Sunan Gunung Jati terletak di desa Astana, kecamatan Cirebon Utara, sekitar 6 km dari Kota Cirebon yang dilintasi jalur Cirebon-Indramayu. ulama atau tokoh sejarah lainnya yang berdekatan dengan lokasi makam ke sembilan wali. Rute Ziarah Walisongo biasanya tidak hanya tertuju pada sembilan wali saja.
Ziarah Walisongo adalah perjalanan ziarah atau berkunjung dan berdoa di makam sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di Nusantara. Lima makam wali berada di wilayah Jawa Timur, tiga makam di antaranya berada di Jawa Tengah, dan satu makam di Jawa ini lokasi makam Walisongo. Pertama, Sunan Maulana Malik ini terletak di kampung Gapura di dalam kota Gresik di Jawa Timur, tidak jauh dari pusat Sunan Ampel. Makam Sunan Ampel terletak di kampung Ampel di kota Surabaya. Di depan makam ada dua pintu gerbang besar bergaya Eropa. Makamnya terpisah dengan dari makam lainnya dan diberi pagar teralis dari besi setinggi 110 cm. Ketiga, Sunan Bonang. Sunan Bonang dimakamkan di komplek pemakaman Desa Kutorejo, Kecamatan Tuban di kota Tuban. Posisinya di sebelah barat alun-alun kota Tuban, di sebelah barat Masjid Agung Tuban. Makam Sunan Bonang dikelilingi tembok dengan empat buah pintu gerbang untuk masuk ke komplek Sunan Giri. Tokoh Walisongo yang bergelar Prabu Satmata ini makamnya terletak di sebuah bukit di Dusun Kedhaton, Desa Giri Gajah Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Kompleks makam ini berupa dataran bertingkat tiga dengan bagian belakang paling Sunan Drajat. Makam Sunan Drajat berada di daerah Drajat Lamongan yang dapat ditempuh dari surabaya maupun Tuban lewat Jalan Dandeles Anyer - Panarukan. Namun bila lewat Kota Lamongan dapat ditempuh 30 menit dengan kendaran pribadi. Keenam, Sunan Muria. Makam Sunan Muria di Desa Colo, Kecamatan Dawe. Ziarah ke makam Sunan Muria yang berjarak sekitar 30 kilometer arah utara dari KMMK Kompleks Masjid Menara Kudus. Ketujuh, Sunan Kudus. Jafar Shadiq atau Sunan Kudus dimakamkan di Masjid Menara Kudus yang terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Di samping puluhan makam di kawasan itu terdapat pula makam putra Sunan Kudus yaitu Pangeran Palembang. Makam Sunan Kudus sendiri terdapat di tengah-tengah bangunan induk berbentuk joglo. Kedelapan, Sunan Kalijaga. Makam Sunan Kalijaga terletak di tengah kompleks pemakaman Desa Ngadilangu yang dilingkari dinding dengan pintu gerbang makam. Area makam Sunan Kalijaga di dalam Kota Demak berjarak sekitar 3 KM dari Masjid Agung Sunan Gunung Jati. Inilah satu-satunya makam wali di Jawa Barat yang paling ramai dikunjungi. Kawasan makam Sunan Gunung Jati terletak di desa Astana, kecamatan Cirebon Utara, sekitar 6 km dari Kota Cirebon yang dilintasi jalur peziarah dari berbagai daerah memilih mendatangi makam Sunan Ampel di Surabaya terlebih dahulu sebelum ke makam wali lainnya. Beberapa peziarah meyakini Sunan Ampel sebagai wali yang paling alim alimul awliya’. Dari makam Sunan Ampel selanjutnya peziarah melakukan perjalanan berturut turut ke makam Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri di Gresik, Sunan Drajat di Lamongan, Sunan Bonang di Tuban, Sunan Kalijaga di Demak, lalu langsung ke Gunung Jati, selanjutnya ke makam Sunan Muria di Muria dan berakhir di makam Sunan Kudus di lainnya menempuh perjalanan ziarah dari makam Sunan Kalijaga memilih langsung ke makam Sunan Muria dan Sunan Kudus baru ke makam Sunan Gunung Jati. Rute lainnya dambil dari arah barat pulau Jawa berturut-turut dari Sunan Gunung Jati, lalu Sunan Muria, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Maulana Malik Ibrahim, dan berakhir di makam Sunan ziarah Walisongo juga sering dirangkai dengan ziarah ke makam wali, ulama atau tokoh sejarah lainnya yang berdekatan dengan lokasi makam ke sembilan wali. Rute Ziarah Walisongo biasanya tidak hanya tertuju pada sembilan wali saja. Sembilan makam wali itu menjadi tujuan utama, kemudian para peziarah biasanya singgah ke makam-makam wali atau orang-orang salih lainnya yang berdekatan dengan lokasi makam sembilan wali itu. Beberapa peziarah juga menganggap cukup berziarah ke satu atau dua wali saja yang termasuk dalam kategori Walisongo, kemudian mereka melengkapi ziarah ke tujuh makam lain sehingga jumlahnya mencapai sembilan KH Abdurrahman Wahid Gus Dur yang wafat pada pada akhir 2009, dan makam para pendiri Nahdlatul Ulama NU di Tebuireng Jombang, menjadi salah satu makam terpenting yang dikunjungi dalam rangkaian perjalanan ziarah Walisongo. Selain itu juga ke makam Syekh Jumadil Kubro di Troloyo, ke Mbah Sayyid Sulaiman di Mojoagung, atau ke makam KH Wahab Chasbullah di Tambakberas Jombang, makam KH Musta’in Romli di Peterongan Jombang, dan makam KH Bisri Syansuri di Denanyar Jombang. A. Khoirul Anam
Wisataziarah yang sudah diadakan kali kelima ini diikuti oleh 11 orang. Planning untuk ziarah ini pun sudah jauh hari dipersiapkan di tengah rutinitas di sekolah. Dan, akhirnya diputuskan perjalanan keliling Jawa-Bali ini akan ditempuh selama 6 hari 5 malam, sejak tanggal 24 - 29 Desember 2013.
Berikut adalah peta perjalanan yang saya lalui pada waktu melakukan trip "Tour de Walisongo"; Jakarta - Cirebon Perjalanan trip ini saya beri nama "Tour de Walisongo". Karena memang tujuanya adalah Ziarah ke Makam Walisongo yang terkenal itu. Perjalanan ini diawali dari rumah di Jakarta menggunakan Toyota Corolla DX "The Blues" tahun 82, kesayangan saya. Saya ditemani oleh 1. Sri Lestari Istri 2. Agus Pranoto Teman 3. Ulfa Syvia Teman The Blues Corolla DX '82 Dari Jakarta kami menuju ke Cirebon, ke Makam Sunan Gunung Jati. Berangkat dari Jakarta jam 1200, Hari Rabu, tanggal 14 November 2012. Tiba di area Makam Sunan Gunung Jati, sekitar jam 2100. Lalu kami melakukan ritual yaitu mandi di 7 sumur yang berbeda. Tips Bayarlah jasa penimba air sumur kepada pemandu saja, sehingga kita membayar all in kepada pemandu, tidak perlu lagi membayar jasa penimba untuk setiap sumur sejumlah 7 buah tersebut. Setelah itu barulah kami Ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati yang ditemani oleh pemandu orang lokal dengan biaya sekitar Rp. untuk jasanya, plus uang jasa penimba untuk tiap sumur Rp. Tips Jangan mudah percaya kepada pemandu yang menawarkan sesuatu, barang atau azimat dan lain-lain. Bayarlah jasanya sesuai deal di awal. Kalau mau memberikan tambahan tips silahkan saja. Banyak pengemis baik yang sudah tua maupun muda meminta dan sedikit agak memaksa. Jangan hiraukan mereka, tetap pada niat awal yaitu berziarah ke Makam Sunan Gunung Jati. Cirebon - Demak Setelah selesai melakukan Ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju ke Demak, dengan tujuan ke Makam Sunan Kalijaga. Berangkat dari Cirebon sekitar pukul 0000 malam. Sampai di Demak masih pagi sekitar jam 0700, mencari sarapan di sekitar alun-alun depan Masjid Agung Demak. Ada banyak tukang jajan makanan disini dengan menu sangat bervariatif dan harga yang murah. Silahkan dicoba Nasi Gandulnya. Setelah kenyang barulah kami menuju ke Masjid Agung Demak. Kebetulah pada saat itu sedang ada perayaan karnaval. Masjid Agung Demak Masuk ke Masjid Agung Demak, menuju ke belakang Masjid adalah area Makam Raja Demak yaitu Raden Patah. Kami sempat salah sangka bahwa Makam tersebut adalah Makam Sunan Kalijaga, ternyata bukan, Makam Sunan Kalijaga bukan di area Masjid Agung melainkan di Desa Kadilangu, sekitar 2 km arah timur dari Masjid Agung Demak. Di lokasi tersebut juga ada Museum, namun Museum baru buka siang, tergantung datangnya penjaga Museum, Capee Dehhhh,,,, Setelah melakukan Ziarah ke Makam Raja Demak, maka kita meluncur menuju Desa Kadilangu, Makam Sunan Kalijaga. Tidak begitu sulit karena selain tidak terlalu jauh juga ada petunjuknya kok. Nah begitu masuk ke dalam gang menuju Makam Sunan Kalijaga, kami dihadang oleh orang tua nenek-nenek yang memberikan kertas bertuliskan sumbangan untuk perbaikan jalan. Pertanyaan saya adalah "Apakah pemerintah daerah setempat tidak memperhatikan hal ini sehingga untuk pembangungn jalan harus meminta-minta dari para pengunjung? Ataukah itu hanya rekayasa orang setempat untuk meraup uang dari para peziarah seperti kami?" Masuk ke dalam banyak sekali rumah penduduk yang disulap menjadi tempat parkir untuk motor maupun mobil. Silahkan dipilih mau parkir dimana. Lalu kita menuju lorong yang semrawut dan dipenuhi oleh para pedagang. Saya menemukan ada seorang nenek tua penjual kembang persis di depan pintu masuk Makam Sunan Kalijaga. Di depan pintu gerbang juga ada toilet dan wc yang dikomersilkan bagi pengunjung yang ingin bersuci dengan membayar Rp. per orang. Demak - Kudus Dari Makam Sunan Kalijaga kami melanjutkan perjalanan ke Makam Sunan Kudus di kota Kudus. Tidak terlalu sulit mencarinya karena ada di kota dan hampir setiap orang yang kami tanya mampu menunjukan dengan baik arah ke Makam Sunan Kudus tersebut. Sesampainya di area Makam Sunan Kudus kami direpotkan oleh banyaknya tukang foto amatir yang menawarkan jasa foto dengan harga Rp. per lembar foto. Kebetulan saya membawa kamera sendiri sehingga saya tidak ditawari setelah tau saya membawa kamera. Kamipun masuk kedalam area Makam, di dalamnya ada pendopo jawa kuno tempat beristirahat dan disampingnya ada tempat wudlu. Sendal berserakan, sampah juga, dan ada resepsionis yang menerima tamu dan membayar sekedarnya. Di Kudus ada 2 Makam Sunan yaitu 1. Sunan Kudus 2. Sunan Muria Masjid di Makam Sunan Kudus Gapura tangga menuju Makam Sunan Muria Setelah dari Makam Sunan Kudus kami melanjutkan perjalanan menuju Makam Sunan Muria. Arahnya ke timur utara kota Kudus, perjalanan mendaki bukit atau Gunung Muria. Disana ada banyak sekali Ojek yang menawarkan jasa untuk mengantar ke Makam. Karena kami belum tau maka kami meutuskan untuk berjalan kaki menuju Makam dengan menaiki anak tangga, yang ternyata anak tangga tersebut seolah-olah tiada habisnya untuk dipijak. Karena sudah menjadi tekad maka kami menetapkan hati untuk menaiki tangga tersebut. Sampailah kami di area Makam Sunan Muria. Tips Bagi yang mempunyai penyakit radang sendi dan manula saya menyarankan untuk naik ojek saja, karena tangga menuju Makam sangat banyak dan tinggi, gemetaran dan kesakitan akan menyiksa betis dan dengkul anda. Ongkos naik ojek sekitar Rp. Kudus - Tuban Dari Makam Sunan Muria sudah malam sekitar ba'da Isya sekitar pukul 2000, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Tuban yaitu Makam Sunan Bonang. Sampai di area Makam Sunan Bonang sekitar pukul 0100 dini hari, pas kebetulan habis acara Suro juga di alun-alun pelataran Masjid Tuban. Tuban - Lamongan Lokasi Makam Sunan Drajat Lamongan Setelah selesai melakukan ritual ziarah malam itu kami pun langsung melanjutkan perjalanan. Dari Tuban kami langsung meluncur menuju Caruban, Lamongan ke Makam Sunan Drajat. Perjalanan sangat melelahkan dikarenakan nonstop, rasa kantuk melanda, namun karena Niat dan Semangat yang tinggi saya tetap meneruskan perjalanan hingga Sempat nyasar alias kebablasan hingga ke pinggir pantai, buset jauh aja... Akhirnya berputar balik sekitar 5km, dikarenakan capek letih lemah lesu jadi konsentrasi nyetir agak berkurang. Sangat tidak dianjurkan nekat nyetir seperti saya ini apabila fisik sudah lelah sebaiknya berhenti untuk istirahat saja daripada dipaksakan nanti malah bisa celaka. Sampai di area Makam Sunan Drajat pagi buta subuh. Kamipun kongkow di warung dulu untuk minum kopi dan sarapan alakadarnya. Terlihat teman-teman sangat capek dan kusut. Demikian juga dengan saya tentunya. Lagi-lagi karena semangat yang tinggi maka kita tepiskan semua rasa capek. Terbayar dengan secangkir kopi dan roti isi. Setelah istirahat sejenak, kamipun membersihkan diri, mandi dan menjemur baju kemaren yang masih belum dicuci. Bau menyengat baju kotorpun tak pelak lagi. Kap mesin, atap, bagasi, jendela pintu The Blues jadi sasaran tempat jemuran.... Setelah membersihkan diri dan menjemur pakaian kotor, kami menuju ke Makam Sunan Drajat untuk ziarah. Lamongan - Gresik Dari Makam Sunan Drajat kami melanjutkan perjalanan ke Gresik menuju Makam Sunan Giri dan Syekh Maulana Malik Ibrahim. Dari Lamongan kami berangkat sudah agak siang sekitar pukul 0900. Sesampainya di Gresik sekitar pukul 1200 kami langsung menaiki tangga menuju Makam Sunan Giri yang terletak di Kebomas, Gresik. Tak perlu waktu lama kami melakuan ritual ziarah, perut kami pun keroncongan menagih untuk diisi. Makam Maulana Malik Ibrahim Gresik Kami makam di area Makam tersebut, banyak menu makanan yang tersedia dan disajikan dengan khas ala Jawa Timur. Untuk harga bisa dibilang murah meriah. Dari Makam Sunan Giri di perbukitan Kebomas, kami menuju ke Kota Gresik untuk ziarah ke Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim. Setelah bertanya sana-sini kami menuju ke Masjid Agung Gresik. Bertepatan dengan sholat Jumat, maka kami harus menunggu para jamaah selesai Jumatan. Setelah selesai kami pun bergegas menuju ke Masjid, kami bertanya pada Pengurus Masjid, namun ternyata Makam yang kami tuju tidak ada di area Masjid melainkan di Masjid yang lain. Alhasil kamipun pergi meninggalkan Masjid pertama menuju ke Masjid berikutnya sesuai petunjuk yang kami peroleh. Tidak jauh dari Masjid pertama kami langsung menemukan Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim. Ternyata sedang di pugar atau diperbaiki. Namun tidak menyurutkan niat kami untuk melakukan ritual Ziarah dengan kondisi yang ala kadarnya tersebut. Gresik - Surabaya Dari Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim kami langsung meluncur ke Toll Kebomas untuk menuju ke Makam Sunan Ampel di Surabaya. Perjalanan mudah karena melalui Toll dan cepat sampai di tujuan. Lokasi ada di sekitar pecinan daerah Ampel, Surabaya. Di depan Area Makam Sunan Ampel Sesampainya di area Makam Sunan Ampel kami merasa sangat lega, karena dengan demikian maka selesailah sudah Tour de Walisongo kami dengan tujuan berziarah ke Makam 9 Wali yang kondang dan disebut sebagai Walisongo itu yang menghasilkan karya luar biasa yang masih dapat kita jumpai hingga saat ini yaitu Masjid Agung Demak. Surabaya - Batu, Malang Karena kami merasa sudah menyelesaikan Tour de Walisongo ini maka kami berencana untuk pulang sambil pelesiran. Jadilah kami menuju ke Madura untuk menyebrangi jembatan Suramadu yang terkenal itu. Jembatan Suramadu Perjalanan pun kami lanjutkan menuju ke Batu, Malang, Jawa Timur. Dikarenakan penasaran dengan suasana di Batu yang katanya suejuk segar, maka kami membulatkan tekad untuk menuju ke arah Malang via Toll. Agak sedikit kerepotan juga bertanya sana-sini ujungnya nyasar entah kemana, tapi pada akhirnya kami dapat menemukan jalan Toll menuju ke arah Malang. The Blues masih ngacir ajah dan seolah tidak kenal lelah dipacu nonstop terus menerus. Meraung-raung dia digeber di dalam Toll menuju Malang. Namun Pak Agus kelelahan kelihatanya, hingga saya ambil alih kemudi dan mengajak The Blues untuk menaklukan jalan menanjak menuju kota Malang. Saya berhenti beberapa kali untuk menyetel The Blues yang mulai goyah. Setelah 3 kali penyetelan akhirnya The Blues kembali mengeluarkan tenaganya, meraung membelah jalan menuju kota Malang di malam gelap dan hujan deras. Saya memacu The Blues dengan kecepatan sekitar 80 km / jam, dan pedal gas terasa ringan saya injak hingga The Blues memuntahkan tenaga yang diharapkan. Waduk Pare Sampai di Batu sudah malam, kamipun berhenti di sekitar tempat rekreasi yang ada di Batu Malang. Keluar dari mobil hawa sejuk menerpa wajah kami, kami mencari makanan di lesehan yang ada di sana. Harga makanan disana sangat murah sekali, mie ayam hanya Rp. - saja. Kami pun memesan Ayan Bakar Kampung asli Batu, Malang. Rasanya MANTAPSSSSS!!! Dikarenakan rasa capek dan letih serta banyaknya pakaian kotor di bagasi mobil, maka saya memutuskan untuk menginap di Batu, Malang. Alhasil kamipun menginap di Villa daerah Batu, Malang. Saya mencari Villa dengan posisi dataran yang paling tinggi. Kamipun menemukanya dengan harga yang lumayan yaitu Rp. untuk 2 kamar. Lumayan mahal untuk daerah, bila dibanding dengan Villa yang saya punya di daerah Bogor, saya hanya menjual Rp. per malam, harganya 2 kali lipatnya broooo.... Malang - Sragen Setelah istirahat di Villa, Batu, Malang, dan mencuci pakaian kotor hingga kering, kamipun melanjutkan perjalanan menuju ke Sragen, Jawa Tengah. Kami berangkat sekitar pukul 1400, dengan diiiringi hujan lebat, beserta petir yang terdengar disamping kuping, mengingat kami berada di ketinggian. Sempat kaget juga mendengar petir ada di samping kami, seumur-umur petir kami dengar ada di atas kami, ini ternyata petir sejajar dengan kami. Perjalanan kami lakukan dengan pelan-pelan, dikarenakan kondisi cuaca dan jalan yang mendaki berkelok di pegunungan. Dan ternyata The Blues ngadat AC nya, dengan terpaksa kami melaju tanpa AC, diguyur hujan lebat, pandangan mata hanya 10 meter kedepan. Jembatan Kaponan Setelah melewati pegunungan dan pemandangan yang indah hutan belantara dan Waduk Pare kami menemukan tukang service AC. Namun ternyata teknisinya sedang keluar dan tidak ada di tempat. Di depan bengkel kami melihat ada pohon mangga yang lebat dan buahnya sudah mulai tua, dikarenakan penasaran maka kami pun meminta kepada yang punya, dan alhamdulilah dikasih malah dipersilahkan mengambil sebanyak-banyaknya. Namun saya cuma memetik satu saja untuk tombo kepengin. Jadilah kami melanjutkan perjalanan masih tanpa AC dan diguyur hujan yang mulai mereda. Kira-kira 2 km sebelum Tebu Ireng kami menemukan tukang AC, kami berhenti dan meminta kepada tekinisinya untuk membetulkan AC The Blues. Ternyata motor blower AC rusak, dan saya putuskan untuk diganti, kebetulan ada spare parts nya, perbaikan kira-kira memakan waktu sekitar 2 jam. Setelah beres dan dingin AC nya, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju ke Sragen, Jawa Tengah melalui jalan Perak, Jombang. Sampai di kota Sragen sekitar pukul 2300 malam. Kami mencari makan di alun-alun kota Sragen, jadilah kami memesan Tongseng dan Sate Kambing ala Sragen. Dilanjut kami menginap di rumah punden keluarga Pak Agus di Kaponan, Jetak, Sidoarjo, Sragen, Jawa Tengah. Sragen - Tawangmangu Dari Sragen kami melanjutkan perjalanan menuju ke Grojogan Sewu, Tawangmangu, Solo. Terbayarkan rasa capek kami dengan menikmati indahnya air terjun "Grojogan Sewu". Tak lupa kami menikmati hidangan sate kelinci yang banya ditawarkan disana. Juga membeli cendera mata ala kadarnya. Diguyur hujan lebat dari Tawangmangu kami tetap melanjutkan perjalanan menuju ke Jogja. Pose Background Grojogan Sewu Dari Tawangmangu sore hari sekitar pukul 1700, kami melaju menuruni jalanan gelap karena hujan dan The Blues pun tetap semangat mengantarkan kami. Melewati kota Solo lanjut ke Klaten dan tibalah kami di jalan Malioboro, Jogja. Tawangmangu - Jogja Sampai di Malioboro pedagang sudah hampir pada tutup karena sudah pukul 2145, jadilah kami jalan-jalan dan belanja ala kadarnya pada pedagang yang hampir tutup tersebut. Setelah puas belanja kamipun melanjutkan perjalanan menuju ke Purworejo rumah orang tua saya. Sampai di Purworejo sekitar pukul 1200 malam, sayapun bertemu dengan Bapak Ibu dan keluarga disana. Senang rasanya bisa bertemu dengan orang tua dan sanak saudara setelah sekian lama tak jumpa. Sambil melepas penat kamipun ngobrol ngalor-ngidul sampai akhirnya kami tertidur karena capek dan kantuk melanda. Jogja - Purworejo Jalan dari Jogja menuju Purworejo sangat bagus, halus dan lancar. Tetap dibawah guyuran hujan kami melaju dengan tenang dan santai. Purworejo - Kebumen Paginya kami melanjutkan perjalanan menuju Kebumen untuk ziarah ke Makam Mbah Samirah di desa Banyuroto, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen Beriman. Ini adalah tempat saya dilahirkan, tempat saya dibesarkan, tanah tumpah darah saya. Banyak kenangan masa-masa kecil dahulu, masa-masa susah, masa-masa sekolah dan semua tentang masa kecil saya terbayang dalam kenangan. Sayapun bersimpuh di pusara Mbah Samirah, mendoakan beliau agar diterima disisi-Nya. Bersama Ibu dan Bapak Begitu besar jasanya kepada saya, mengurus dan merawat saya dari kecil hingga saya lulus sekolah STM disana, yang kemudian saya merantau dan menjadi seperti sekarang ini. Ya Allah, terimalah Mbah Samirah disisi-Mu, amin. Kebumen - Tegal Dari Kebumen malam itu juga kami melanjutkan perjalanan menuju ke kota Tegal, Jawa Tengah. Sampai di Tegal sekitar pukul 0100 pagi. Kami istirahat di rumah Mbak Mega Syvia yang memang asli orang tegal ORTEGA. Pagi harinya kami menuju ke tempat wisata pemandian air panas GUCI TEGAL. Pemandian air panas Guci Tegal Berendam air panas disana sungguh membuat badan ini terasa nyaman dan hilang rasa letih serta capek, namun konsekuensinya kami merasa sangat mengantuk. Hingga akhirnya kami putuskan untuk tidur dahulu, karena tidak memungkinkan memaksakan badan yang dihinggapi rasa kantuk yang luar biasa. Barulah sekitar pukul 2200 kami melanjutkan perjalanan menuju Cirebon. Tegal - Cirebon Mbak Ulfa turun di Cirebon karena ada acara Suro di Keraton Kasepuhan Cirebon. Karena kami tidak mengagendakan acara tersebut jadilah Mbak Ulfa kami turunkan di Terminal Cirebon, dan kami melanjutkan perjalanan menuju ke Jakarta. Jalan Pantura seperti biasa selalu saja ada Proyek pembangunan jalan yang mana sangat mengganggu perjalanan karena harus macet dan tersendat-sendat. Trip Pulang dari Cirebon ke Jakarta The Blues digeber terus menerus dari Jakarta - Cirebon - Demak - Kudus - Tuban - Lamongan - Gresik - Surabaya - Madura - Malang - Sragen - Solo - Jogja - Purworejo - Kebumen - Tegal - Cirebon - Jakarta lagi, dan alhamdulilah sehat saja. Namun begitu digeber di Toll dari Cikampek menuju Jakarta, The Blues knalpot The Blues patah dan mengeluarkan bunyi seperti mobil F1. Karena di dalam Toll, malam hari dan tidak ada tukang las knalpot maka The Blues dengan raungan Thundernya digeber terus sampai rumah. Sampai rumah sekitar pukul 0300 pagi, alhamdulilah kami semua selamat berangkat - pulang tanpa ada kendala yang berarti. Kamipun kelelahan dan tidur sampai siang hari. Memulai aktivitas seperti biasa lagi di Jakarta. Spesial terima kasih kepada 1. Allah SWT yang memberi perlindungan selama perjalanan berangkat - hingga pulang 2. Sri Lestari Istri yang mendampingi selama perjalanan 3. Pak Agus, yang mau menjadi driver pengganti selama perjalanan 4. Mbak Ulfa, buat singgah di Tegal 5. Semua juru kunci Makam Walisongo 6. Semua orang yang membantu dalam perjalanan kami 7. The Blues yang selalu setia mengantarkan kami dalam perjalanan ini 8. Orang tua kami 9. Saudara kami yang memberikan tumpangan pada kami selama perjalanan 10. Semua support, doa dan dukungan dari semua pihak Pak Agus dan Mbak Ulfa Note Bagi yang ingin Umroh berama kami silahkan menghubungi kami di Baitulloh Travel Haji dan Umroh Tlp 021-7272426 Fax 021-7866456 Mobile 08111558169 / 081584197950 Skype almugada Email info Website Pin bbm 76874BF8 Atau silahkan lihat artikel kami tentang Bimbingan Haji dan Umroh juga Perjalanan Umroh ke Baitulloh
Ziarahke makam sunan gunung jati di cirebon jawa barat. Sunan gunung jati berperan sebagai pemimpin spriritual, sufi, mubalig, ulama, bahkan sekaligus sebagai sultan pertama kesultanan cirebon yang semula bernama keraton pakungwati. Sunan gunung jati wafat tahun 1568 pada usia 120 tahun. Usai melakukan ziarah ke makam leluhur di kabupaten
Sejarah penyebaran Islam di tanah Jawa lekat dengan sosok Wali Songo. Banyak peninggalan para wali, berupa petilasan, masjid, serta makam masih berdiri kokoh hingga kini dan menjadi tujuan wisata religi yang cukup Songo adalah julukan yang diberikan kepada tokoh-tokoh Islam yang sangat dihormati di pulau Jawa. Wali Songo berasal dari kata wali yang berarti orang yang dipercaya atau orang yang ditugaskan dan kata Sanga yang berarti sembilan. Istilah ini lalu diterjemahkan sebagai “Sembilan Wali”. Para wali ini yang kemudian berperan sebagai penyampai ajaran Islam pertama di Jawa dengan memasukkan unsur budaya agar Islam dapat lebih atau pundhen para Wali ini sangat dihormati masyarakat Jawa hingga kini. Oleh sebab itu, tradisi ziarah makam Wali Songo menjadi agenda rutin yang biasa dilakukan peziarah untuk mengenang dan mendoakan jasa para ingin berziarah dan mengunjungi seluruh makam para wali, pengunjung disarankan membuat rute perjalanan dalam satu alur perjalanan. Karena makam-makam Wali Songo menyebar di seluruh tanah Jawa, menyiapkan rute ini akan bisa membuat perjalanan lebih dari laman jika peziarah datang dari arah timur menuju barat, maka Jawa Timur menjadi rute pertama yang wilayah ini terdapat lima makam Wali Songo. Pertama, pengunjung bisa berziarah makam Sunan Ampel di kota Surabaya. Makam ini menawan dengan sepasang pintu gerbang bergaya Eropa. Di Gresik terdapat dua makam wali, yakni makam Sunan Gresik di kota Gresik dan Sunan Giri di wilayah bukit desa Giri Gajah. Makam Sunan Bonang berada di dekat Masjid Agung, Tuban dan yang terakhir, makam Sunan Drajat, putra Sunan Ampel yang berada di ke wilayah Jawa Tengah, pengunjung akan menjumpai makam Sunan Muria, putra Sunan Kalijaga, terletak 30 kilo meter dari kompleks Masjid Menara Kudus. Di kota Kudus sendiri, pengunjung bisa berwisata religi ke makam Sunan Kudus yang selalu ramai dikunjungi terakhir yang berada di Jateng adalah makam Sunan Kalijaga di kota itu, satu-satunya wali yang dimakamkan di Jawa Barat adalah Sunan Gunung Jati, terletak di Desa Astanam Cirebon Utara berjarak 6 kilo meter dari kota Cirebon.
aTYBN4q. oeccsi659e.pages.dev/948oeccsi659e.pages.dev/705oeccsi659e.pages.dev/885oeccsi659e.pages.dev/131oeccsi659e.pages.dev/269oeccsi659e.pages.dev/410oeccsi659e.pages.dev/846oeccsi659e.pages.dev/84
rute ziarah wali songo dari cirebon